Siswa berperilaku negatif bisa jadi dikarenakan gurunya memberi kesempatan padanya. Alih-alih memberikan pendampingan belajar dan menjadi sumber informasi, seorang guru malah disibukkan dengan kegiatan lain yang membuatnya harus meninggalkan kelas.
Apa yang terjadi jika kelas ditinggalkan tanpa tugas alias jam kosong? Lebih banyak anak yang bersorak, memanfaatkan waktu bukan untuk membaca buku, malah asyik bersenda gurau.
Seringnya kebanyakan siswa tidak setuju jika pengurus kelas memanggil guru yang bersangkutan untuk meminta tugas. Mereka tidak rela kesempatan untuk bermain dan beriuh ria terpenggal oleh tugas.
Dan, itulah yang terjadi hari ini padaku. Aku memang bukan termasuk guru yang rajin masuk kelas. Ada saja alasan untuk meninggalkan kelas. Tapi sebisa mungkin aku berusaha memberikan tugas pada kelas yang aku tinggalkan.
Ketika duduk di depan komputer, aku tidak memperhatikan sang waktu begitu cepat berlalu. Alhasil, waktuku masuk kelas terlambat lebih dari 15 menit. Aku menuju ke kelas dimana aku seharusnya berada, dan aku menegur pengurus kelas yang tidak mengingatkan aku untuk masuk sesuai jadwal.
Tapi kemudian aku tidak bisa menahan diri melihat beberapa anak masih asyik dlosor di lantai padahal aku sudah ada di kelas. Akupun berlalu meninggalkan mereka.
Muncul pemikiran negatif di kepalaku. Barangkali mereka memang tidak suka dengan pelajaranku, dan lebih memilih kosong. Aku bukanlah guru yang pantas untuk dinantikan.
Entahlah, aku terbawa suasana, dan tak bisa menahan emosi negatifku, mataku sembab dan basah. Aku merasa tidak diinginkan, lalu apa artinya aku? Mengapa aku memberati pekerjaan yang bukan tugas utamaku?
Bukan salah mereka tidak memanggilku dan meminta tugas. Semua salahku. Aku yang tidak ingin mengerjakan pekerjaan sampingan itu di luar jam kerjaku. Jika mereka tak menginginkanku dan lebih memilih jam kosong, itu adalah hak mereka, sebagaimana aku yang telah melupakan mereka.
بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
0 komentar:
Posting Komentar